Soal Kenaikan BBM , SAdAP : Sudah Dikaji Pemerintah Dengan Pertimbangan Yang Matang
Jakarta, Beritakota Online-Pemerintah secara resmi menaikkan harga BBM pertanggal 3 September 2022. Hal ini kemudian menimbulkan riak-riak di Kalangan Mahasiswa yang tidak sepakat dengan kenaikan harga BBM, padahal secara kalkulasi ekonomi kebijakan ini sudah dikaji secara akademik dengan melibatkan unsur-unsur yang berkompeten.
Ada yang bertanya, kenapa justru BBM Subsidi dinaikkan, sementara harga minyak mentah dunia mengalami penurunan harga. Tentu dengan dasar asumsi tersebut banyak pihak yang bersumbu pendek, tidak memahami secara spesifik maksud dari kebijakan dinaikkannya harga BBM.
Kenaikan harga BBM subsidi di tengah pelemahan harga minyak global terjadi karena potensi membengkaknya subsidi yang dibayarkan pemerintah apabila harga Pertalite dan Pertamax terus ditahan oleh pemerintah.
Sejatinya, kenaikan harga BBM subsidi telah lama terlihat dari fluktuasi harga minyak mentah dunia. Pemerintah bahkan telah menyesuaikan asumsi APBN terhadap Indonesian Crude Price (ICP) dari sebelumnya US$ 63/barel menjadi US$ 100/barel. Asumsi nilai tukar ditetapkan Rp 14.700/US$, dan volume pertalite diperkirakan akan mencapai 29 juta kiloliter serta volume solar bersubsidi mencapai 17,44 juta kiloliter.
Penyesuaian asumsi ICP tersebut juga membuat anggaran belanja subsidi dan kompensasi energi ikut mengalami kenaikan.
Sebelumnya, melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2022, pemerintah telah menaikkan anggaran subsidi dan kompensasi energi menjadi tiga kali lipat. Subsidi BBM dan elpiji naik dari Rp 77,5 triliun menjadi Rp 149,4 triliun serta subsidi listrik dari Rp 56,5 triliun menjadi Rp 59,6 triliun. Sementara, kompensasi untuk BBM dari Rp 18,5 triliun menjadi Rp 252,5 triliun serta kompensasi untuk listrik naik dari Rp 0 menjadi Rp 41 triliun.
Secara terpisah, Syarifuddin Daeng Punna Tokoh Masyarakat Sulsel di Jakarta mengemukanan pandangannya terkait kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM.
Menurut Pria yang akrab disapa SAdAP ini, sejatinya apa yang dilakukan oleh pemerintah adalah bagian dari strategi pembangunan ekonomi bangsa ini.
Tentu dengan pengkajian secara matang perihal efek dari kebijakan yang dikeluarkan, dan saya pikir bahwa langkah tersebut sudah tepat. Saya mendukung apa yang pemerintah lakukan dengan harapan bahwa kebijakan itu untuk menyelamatkan perekonomian bangsa.
Saya yakin dan percaya, bahwa BBM naik tidak akan mempengaruhi aktifitas perekonomian masyarakat, harga barang tetap stabil meskipun masih ada yang memainkan harga dipasar.
Kalau dicermati, saya sarankan agar pihak-pihak yang tidak sepakat dengan naiknya harga BBM sebaiknya memberikan solusi jika memang ada dampak yang dirasakan atau merugikan rakyat. Yang perlu untuk diawasi pasca kenaikan BBM adalah Bantuan Sosial berupa BLT bersubsidi yang akan disalurkan kepada warga yang tidak mampu dan itu menjadi tugas mahasiswa ketimbang melakukan unjuk rasa yang ujung-ujungnya justru merugikan masyarakat tutup SAdAP.
Editor : Andi Eka/Andi A Effendy